Harga minyak terpantau mengalami penurunan di awal perdagangan Asia pada hari Selasa, menghentikan kenaikan delapan hari berturut-turut karena adanya tanda-tanda bahwa kenaikan produksi minyak mentah AS.

Harga minyak mentah Brent berada di $ 49,43 per barel turun 0.5 persen dari penutupan terakhir mereka. Minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan turun 0.5 persen menjadi $ 46,85 per barel.

Banyak trader menutup posisi menjelang liburan Hari Kemerdekaan AS pada 4 Juli, sementara Brent juga menghadapi hambatan teknis karena mendekati $ 50 per barel, kata para trader.

Akhir Mei dan sebagian besar bulan Juni sangat bearish karena output AS meningkat dan adannya keraguan seiring kemampuan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk menahan produksi yang cukup untuk memperketat pasar.

Namun sentimen mulai bergeser menjelang akhir Juni, ketika data AS menunjukkan penurunan produksi minyak Amerika dan sedikit penurunan dalam pengeboran produksi baru.

Bank ANZ mengatakan pada hari Selasa bahwa penurunan produksi dan pengeboran AS adalah "pergeseran kecil tapi signifikan dalam dinamika di pasar minyak" dan ini akan mendapat tekanan dari usaha-usaha OPEC untuk mengendalikan kelebihan pasokan.

OPEC memimpin sebuah usaha untuk memperketat pasar minyak dengan berjanji menahan sekitar 1.2 juta barel per hari (bpd) dalam output antara Januari tahun ini hingga Maret 2018.

Upayanya telah dirusak oleh meningkatnya produksi dari Libya dan Nigeria, yang dibebaskan dari pemotongan, yang membantu mendorong produksi kelompok tersebut pada Juni 2017 menjadi 32,57 juta barel per hari, sekitar 820.000 bpd di atas target pasokannya.