Ekspor Jepang turun untuk bulan keenam pada bulan Maret sebagai tanda bahwa penguatan yen dan perlambatan pada ekonomi pasar negara berkembang dapat menyakiti permintaan luar negeri dan menahan pemulihan ekonomi Jepang.

Data yang dirilis pada hari Rabu merupakan kunci indikator pada bulan ini yang akan menunjukkan apakah perekonomian akan berkontraksi lagi pada kuartal pertama setelah mengalami penyusutan pada bulan Oktober-Desember. Jika itu terjadi, ekonomi Jepang akan sekali lagi akan mengalami resesi.

Indikator yang melemah akan menambah tekanan pada pemerintah dan Bank of Japan (BOJ) untuk berbuat lebih banyak untuk merangsang pertumbuhan, sementara serangkaian gempa bumi yang melanda pusat manufaktur selatan dalam seminggu terakhir bisa menghambat rantai pasokan dan kegiatan ekonomi ke depan.

Permintaan eksternal cenderung akan menempatkan hambatan pada GDP kuartal pertama, yang dapat menunjukkan kontraksi pada ekonomi .

Departemen Keuangan mengatakan ekspor turun 6,8 persen pada bulan Maret, dibandingkan penurunan 6,9 persen yang diperkirakan oleh para ekonom, dan diikuti penurunan 4,0 persen pada Februari.