Harga emas terpantau mengalami penurunan pada hari Jumat karena dolar rebound dan investor yang melihat ke depan untuk mendapatkan lebih banyak data mengenai inflasi AS.

Harga emas di divisi Comex New York Mercantile Exchange turun 0.33% menjadi 1.219,28 per troy ounce.

Semalam, harga emas mengurangi kerugian pada hari Kamis, karena turunnya klaim pengangguran awal dan data payroll sektor swasta menghambat ekspektasi investor tentang laju kenaikan suku bunga tahun ini.

Emas memantul dari posisi terendah sesi, menyusul rilis klaim pengangguran awal yang lebih lemah dari perkiraan dan data gaji sektor swasta, menunjukkan kemungkinan perlambatan aktivitas pasar tenaga kerja.

Laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP menunjukkan payroll sektor swasta meningkat 158.000 pekerjaan bulan lalu, lebih rendah dari 230.000 pada bulan Mei dan di bawah ekspektasi ekonom untuk 185.000.

Dalam laporan terpisah, Departemen Tenaga Kerja mengatakan klaim awal untuk tunjangan pengangguran negara meningkat 4.000 menjadi 248.000 untuk pekan yang berakhir pada 1 Juli. Ini adalah kenaikan klaim mingguan ketiga berturut-turut.

Sementara itu, data yang menunjukkan peningkatan aktivitas ekonomi non-manufaktur untuk bulan Juni, yang meningkat menjadi 57.4, gagal menyurutkan sentimen investor terhadap emas.

Surplus nercara perdagangan Australia rebound tajam pada bulan Mei karena pengiriman batubara pulih lebih cepat dari perkiraan, membuat ekspor kembali ke jalur untuk menambah pertumbuhan ekonomi di kuartal tersebut.

Dikombinasikan dengan laporan optimis baru-baru ini tentang belanja konsumen dan bisnis, pertumbuhan ekonomi saat ini sepertinya akan meningkat dari penurunan 0.3 persen bulan Maret.

Angka yang dirilis dari Biro Statistik Australia pada hari kamis menunjukkan surplus perdagangan melonjak menjadi A $ 2,47 miliar ($ 1,88 miliar) di bulan Mei, naik dari A $ 90 juta yang direvisi turun pada bulan April dan lebih dari dua kali perkiraan pasar A $ 1,1 miliar.

Ekspor batubara saja melonjak 62 persen menjadi $ A $ 5 miliar. Total ekspor naik 8,5 persen menjadi lebih dari pulihnya kemerosotan April, sementara impor naik tipis hanya 0.7 persen.

Krusial untuk pertumbuhan, volume ekspor kuat dengan batubara hard coking naik 180 persen, batubara semi-soft 58 persen dan bijih besi 5 persen.

Itu menunjukkan bahwa ekspor netto memberikan kontribusi yang baik untuk produk domestik bruto (PDB) pada kuartal Juni.

Dollar AS tergelincir terhadap yen pada perdagangan hari Rabu karena kekhawatiran tentang meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan Korea Utara dan sementara itu dolar Kanada menguat setelah bank sentral negara tersebut akan menaikkan suku bunga.

Dollar AS turun 0.3 persen pada awal perdagangan ke 112,95, tergelincir lebih jauh dari level tertinggi 1-1/2 bulan pada hari senin di 113.48.

Yen cenderung dibeli kembali pada saat ketidakpastian global yang meningkat dimana Pyongyang mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan uji coba rudal balistik antarbenua yang baru dikembangkan yang dapat membawa hulu ledak nuklir besar dan berat, yang memicu seruan Washington untuk melakukan tindakan global.

Pentagon mengutuk uji rudal tersebut dan mengatakan bahwa pihaknya siap untuk membela Amerika Serikat dan sekutunya melawan ancaman yang terus meningkat dari Korea Utara.

Dolar Kanada juga menguat, diperdagangkan di C $ 1,2934 per dolar setelah mencapai level tertinggi 10 bulan di C $ 1.2912 terhadap dollar AS pada hari Selasa.

Gubernur Bank of Canada Stephen Poloz mengatakan kepada sebuah surat kabar Jerman bahwa inflasi Kanada harus naik dengan baik pada paruh pertama tahun 2018, menambahkan bahwa normalisasi kebijakan harus dimulai sebelum pertumbuhan harga mencapai targetnya.Komentarnya mendorong pasar untuk memperkirakan kenaikan suku bunga di pertemuan bank sentral berikutnya pada 12 Juli.

Harga minyak terpantau mengalami penurunan di awal perdagangan Asia pada hari Selasa, menghentikan kenaikan delapan hari berturut-turut karena adanya tanda-tanda bahwa kenaikan produksi minyak mentah AS.

Harga minyak mentah Brent berada di $ 49,43 per barel turun 0.5 persen dari penutupan terakhir mereka. Minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan turun 0.5 persen menjadi $ 46,85 per barel.

Banyak trader menutup posisi menjelang liburan Hari Kemerdekaan AS pada 4 Juli, sementara Brent juga menghadapi hambatan teknis karena mendekati $ 50 per barel, kata para trader.

Akhir Mei dan sebagian besar bulan Juni sangat bearish karena output AS meningkat dan adannya keraguan seiring kemampuan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk menahan produksi yang cukup untuk memperketat pasar.

Namun sentimen mulai bergeser menjelang akhir Juni, ketika data AS menunjukkan penurunan produksi minyak Amerika dan sedikit penurunan dalam pengeboran produksi baru.

Bank ANZ mengatakan pada hari Selasa bahwa penurunan produksi dan pengeboran AS adalah "pergeseran kecil tapi signifikan dalam dinamika di pasar minyak" dan ini akan mendapat tekanan dari usaha-usaha OPEC untuk mengendalikan kelebihan pasokan.

OPEC memimpin sebuah usaha untuk memperketat pasar minyak dengan berjanji menahan sekitar 1.2 juta barel per hari (bpd) dalam output antara Januari tahun ini hingga Maret 2018.

Upayanya telah dirusak oleh meningkatnya produksi dari Libya dan Nigeria, yang dibebaskan dari pemotongan, yang membantu mendorong produksi kelompok tersebut pada Juni 2017 menjadi 32,57 juta barel per hari, sekitar 820.000 bpd di atas target pasokannya.

Harga minyak naik tipis pada hari Senin, didukung oleh penurunan pertama dalam aktivitas pengeboran AS dalam beberapa bulan terakhir. Perusahaan jasa energi Baker Hughes pada hari Sabtu dini hari melaporkan bahwa jumlah oil drilling rigs menurun sebanyak 2 ke total 756 buah pekan lalu. Ini merupakan penurunan pertama setelah kenaikan non-stop selama 23 pekan sebelumnya.

Harga minyak mentah Brent naik 0.1 persen menjadi $ 48,83 per barel, setelah melompat 5 persen pekan lalu untuk kenaikan pertama dalam enam minggu.

Minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) naik 0.3 persen menjadi $ 46,19 per barel setelah kenaikan lebih dari 7 persen pekan lalu.

"Untuk pertama kalinya dalam 23 minggu, jumlah rig pengeboran yang beroperasi di AS turun, turun 2 menjadi 756," menurut bank ANZ mengatakan pada hari Senin.

Selain itu, data pemerintah AS menunjukkan total produksi domestik menurun 100,000 barel per hari (bph) ke angka 9.25 juta barel dalam periode sepekan yang berakhir tanggal 23 Juni. Meski tak signifikan, tetapi penurunan ini adalah yang terbesar sejak Juli 2016.