Saham Asia tergelincir Kamis setelah dolar AS menguat terhadap mata uang regional. Indeks Jepang Nikkei Stock Average NIK, terpantau turun 0,4%, Indeks Korea Kospi SEU, turun 0,6% dan Indeks Australia S & P / ASX 200 XJO, turun 1,3%.

Di Cina, Shanghai Composite Index SHCOMP, turun 1% dan Index Hong Kong Hang Seng HSI, turun 0,9%.

Meningkatnya dolar AS membebani saham Asia dan mata uang. Dolar menguat semalam terhadap mata uang utama setelah Presiden St. Louis Federal Reserve Bank James Bullard menyarankan ada kemungkinan bahwa suku bunga bisa dinaikkan pada bulan April.

Nada hawkish didukung sentimen bullish pada dolar, yang lebih kuat terhadap mata uang Asia pada awal jam perdagangan Asia di tengah penurunan harga minyak dan komoditas. Energi dan komoditas saham terkait di seluruh Asia juga jatuh di pagi hari.

Yen tampak mengalami penguatan pada perdagangan di hari Rabu karena investor terus mengawasi respon keamanan setelah pemboman mematikan di Belgia semalam, memicu permintaan aset safe haven.

USD / JPY berada pada 112,22, Yen menguat sekitar 0.14%, sementara AUD/USD diperdagangkan pada 0.7621, datar. EUR/USD turun 0.04% ke 1.213.

Permintaan mata uang safe haven meningkat setelah ledakan pada ruang keberangkatan bandara Brussels pada hari Selasa pagi menewaskan sedikitnya 26 orang dan melukai 35 orang lain dan ledakan kedua menghantam sebuah stasiun metro di ibukota tak lama setelah itu.

Ledakan di bandara dan stasiun metro terjadi dalam empat hari setelah penangkapan di Brussels yang dicurigai terlibat dalam serangan militan November di Paris yang menewaskan 130 orang.

Semalam, dollar AS juga terlihat cenderung menguat terhadap mata uang utama lainnya karena investor berhati-hati setelah serangkaian ledakan di Brussels

Pada hari Selasa, Reserve Bank of Australia Gubernur Glenn Stevens mengatakan dalam sebuah pidato bahwa ekonomi Australia telah "menyesuaikan cukup baik" untuk harga komoditas yang lebih rendah dan memiliki lebih banyak ruang lingkup fiskal dan kebijakan untuk menanggapi krisis global daripada kebanyakan negara.

Yen diperdagangkan melemah di sesi Asia pada hari Selasa karena data manufaktur awal untuk bulan Maret merosot dan komentar para pembuat kebijakan Fed terhadap ekspektasi kenaikan suku bunga AS pada tahun ini.

USD/JPY bergerak di 112,15, naik 0,18%. sementara AUD/USD diperdagangkan pada 0,7575, turun 0,04%.

Australia melaporkan data indeks harga rumah untuk kuartal keempat yang mendapatkan keuntungan sebanyak 0,2%.

Di Jepang, manufaktur PMI untuk bulan Maret berada di 49,1, jauh di bawah perkiraan sebanyak 50,6 dan turun dari 50,1 di bulan sebelumnya.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenbacks terhadap enam mata uang utama, naik 0,04% ke 95,44.

Semalam, dolar beringsut sedikit lebih tinggi terhadap mata uang utama lainnya dalam perdagangan yang tenang pada hari Senin, karena greenback terus pulih karena pernyataan kebijakan terbaru dari Federal Reserve dan tidak adanya laporan ekonomi utama AS yang dirilis sepanjang hari.

Pada hari Selasa, Presiden Fed Atlanta Dennis Lockhart mengatakan bahwa meskipun ada risiko downside yang muncul sejak awal tahun tetapi ekonomi AS terus bertumbuh seperti diharapkan.

"Menyimpulkan segala sesuatu yang telah terjadi sejak awal tahun melalui pertemuan Maret ada. Dalam sebuah acara di Georgia, "yang terutama adalah bahwa ekonomi akan terus bergerak secara substansial di jalur yang saya harapkan pada Desember lalu ketika saya memilih meningkatkan keputusan suku bunga. "

Aussie mendapatkan tekanan dengan bergerak ke level rendah pada awal sesi Asia. Komentar akhir minggu lalu ketika para pembuat kebijakan dari China menguranikan prospek pelonggaran moneter dan stimulus.

AUD/USD diperdagangkan pada kisaran 0,7594, turun 0,18% terkait erat dengan prospek ekonomi China, sementara USD/JPY bergerak di kisaran 111,54, turun 0,01%.

Pada minggu ke depan, pelaku pasar akan mengalihkan perhatian mereka untuk membaca data ekonomi AS yang dirilis Jumat. Produk domestik bruto untuk kuartal keempat menjadi indikasi segar bahwa kekuatan ekonomi sedang bergerak.

Laporan pesanan barang tahan lama AS dan penjualan rumah AS juga akan menjadi fokus, karena investor mencoba untuk mengukur apakah ekonomi terbesar di dunia cukup kuat untuk menahan kenaikan suku bunga lebih lanjut pada tahun 2016.

Pasar juga akan memperhatikan sejumlah pidato dari pejabat kunci Fed pada minggu ini, seperti James Bullard, Dennis Lockhart, Jeffrey Lacker, Charles Evans dan Patrick Harker.

Saham Asia naik lebih tinggi pada hari Jumat, berbalik positif untuk tahun ini, sementara dolar AS melemah secara luas setelah sikap hati-hati Federal Reserve pada tingkat kenaikan lebih lanjut mendorong investor untuk membangun kembali portofolio mereka pada aset berisiko.

Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,6 persen pada awal perdagangan, memasuki wilayah positif untuk tahun ini untuk pertama kalinya selama sesi Asia. Hal in juga disupport oleh pulihnya bursa saham di Wall Street, di mana S & P 500 Index (SPX) naik 0,66 persen dan ditutup pada level tertinggi sejak 31 Desember, dipimpin oleh sektoh bahan dan sektor energi.

Saham Jepang melawan tren seiring jatuhnya dolar terhadap yen yang terlihat memukul para eksportir, dengan Nikkei (N225) terpantau turun 0,4 persen.

AS Dolar memperpanjang penurunannya secara luas yang dipicu oleh pernyataan Federal Reserve pada hari Rabu lalu yang menunjukkan bank sentral AS akan menaikkan suku lebih lambat dari perkiraan sebelumnya.

Saham Asia menguat pada Kamis pagi dan dolar cenderung defensif setelah mengalami pelemahan besar setelah komentar Federal Reserve mengurangi keyakinan akan kenaikan suku bunga yang direncanakan untuk tahun ini.

Potensi untuk lebih banyak uang untuk terus mengalir ke komoditas dan ekuitas, bukan yang terpikat oleh tingkat suku bunga AS yang lebih tinggi, didorong minyak mentah dan berkembangnya pasar saham.

Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,9 persen dan saham Australia naik 0,8 persen.

ekuitas Asia mengambil isyarat dari Wall Street, di mana S & P 500 ditutup pada level tertinggi tahun ini menyusul pesan dovish bank sentral AS ini.

The Fed menyimpulkan pertemuan kebijakan dua hari dengan meninggalkan suku bunga tak erubah dan sinyal kenaikan suku bunga berkurang dalam beberapa bulan mendatang karena Amerika Serikat terus menghadapi risiko dari ekonomi global yang tidak menentu.