Emas terpantau mengalami kenaikan di sesi Asia pada hari Kamis, karena investor yang merespon hasil pertemuan The Fed dan melemahnya permintaan terhadap dollar AS.

Para pelaku pasar tempak melihat pertemuan the Fed sedikit kurang hawkish dari yang diharapkan dan adanya ketidakpastian di sekitar rencana kebijakan Presiden Donald Trump untuk memotong pajak dan meningkatkan pengeluaran.

Tapi ada keraguan saat pertemuan tersebut apakah inflasi cukup kuat untuk menahan kenaikan lebih cepat saat ini atau lebih baik kecepatan yang lebih bertahap mengingat inflasi yang rendah di masa lalu.

Kemudian pada hari Kamis, pasar akan terus memantau hasil pertemuan puncak Trump dan Presiden China Xi Junping di Florida.

Emas untuk pengiriman April di Comex New York Mercantile Exchange naik 0.70% menjadi $ 1,257.25 per troy ounce.

Semalam, harga emas sempat menurun dari level tertinggi satu bulan pada hari Rabu, tertekan oleh lonjakan dolar, setelah rilis pertumbuhan pekerjaan sektor swasta AS yang cenderung bullish.

Emas terpantau melemah di sesi Asia pada perdagangan hari Rabu, ditengah adanya resiko peluncuran rudal balistik oleh Korea Utara menjelang pertemuan puncak antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping minggu ini. Selain itu emas juga menunggu data angka pekerjaan dari ADP untuk petunjuk lebih lanjut tentang kemungkinankenaikan suku bunga Fed berikutnya.

Emas di Comex New York Mercantile Exchange merosot 0.05% menjadi $ 1,257.75 per troy ounce. Semalam, harga emas diperdagangkan mendekati level tertinggi satu minggu, setelah rilis data bullish perdagangan AS.

Departemen Perdagangan AS mengatakan pada hari Selasa, defisit perdagangan menyusut 9.6% menjadi $ 43.6 miliar, sementara defisit perdagangan bulan Januari direvisi turun ke $ 48.2 miliar dari $ 48.5 miliar.

Investor beralih ke dalam logam kuning, yang dianggap sebagai aset safe haven, menjelang pertemuan penting pada hari Kamis antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping.

Sementara itu, komentar hawkish dari pejabat Federal Reserve selama seminggu terakhir gagal meredam permintaan untuk emas.

Presiden Fed Philadelphia Patrick Harker mengatakan pada hari Senin, Federal Reserve harus menaikkan suku bunga dua kali lagi tahun ini, seiring dengan pertumbuhan di pasar tenaga kerja dan momentum inflasi.

Fokus investor akan beralih pada laporan tenaga kerja sektor swasta AS oleh ADP yang mana diprediksi untuk menunjukkan kenaikan sebanyak 184,000 di bulan Maret, menyusul kenaikan sebanyak 298,000 di bulan sebelumnya

Emas terpantau melayang tinggi di sesi Asia pada perdagangan hari Selasa di tengah kehati – hatian investor yang berhati-hati menjelang pertemuan pekan ini antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di Florida.

Emas di Comex New York Mercantile Exchange naik 0.35% menjadi $ 1,258.45 per troy ounce. Perak di Comex naik 0.55% menjadi $ 18,312 per troy ounce.

Semalam, harga emas cenderung menguat, setelah rilis data ekonomi AS. Emas pulih setelah data konstruksi Maret yang mengewakan di tambah aktivitas ekonomi di sektor manufaktur melambat kurang dari yang diharapkan.

Institute of Supply Management (ISM) Manufacturing Index PMI berada pada 57.2 pada bulan Maret, mengalami penurunan dari pembacaan Februari 57.7 tapi sedikit di atas perkiraan ekonom dari 57.0. Sementara itu, Departemen Perdagangan mengatakan, belanja konstruksi Februari AS meningkat 0.8% ke level tertinggi dalam lebih dari sepuluh tahun tetapi tidak melebihi ekspektasi analis dengan kenaikan 1%.

Harga emas terus diperdagangkan dalam kisaran ketat, karena investor menunggu komentar dari beberapa pejabat Federal Reserve dan menunggu laporan nonfarm payrolls pada hari Jumat, untuk menilai kemungkinan kenaikan suku bunga bulan Juni.

Harga emas merosot sedikit di sesi Asia pada perdagangan hari Senin menjelang beberapa data penting yang akan dirilis dan peristiwa politik yang terjadi.

Emas turun 0.03% menjadi $ 1,250.95 per troy ounce di Comex New York Mercantile Exchange.

Di sesi Asia, Australia melaporkan indeks manufaktur AIG untuk Maret bergeser ke 57.5 dari 59.3, masih kokoh jalur ekspansi, sementara Tankan produsen besar survei Jepang menunjukkan kenaikan ke plus-12 dari plus-10.

Di Australia, data penjualan ritel untuk bulan Februari dirilis -0.1% dibawah dari perkiraan sebesar 0.3% dan pembacaan bulan sebelumnya 0.4%.

Pada hari Senin, pasar keuangan di Shanghai akan ditutup untuk liburan dan kemudian di AS Presiden Fed New York William Dudley, Presiden Fed Philadelphia Patrick Harker dan Presiden Fed Richmond Jeffrey Lacker yang siap untuk berpidato.

Pada seminggu ke depan, investor akan mencari kejelasan mengenai indikasi waktu kenaikan suku bunga AS berikutnya menjelang laporan nonfarm payrolls AS jumat dan pertemuan antara Presiden China Xi Jinping dan AS Presiden Donald Trump di Florida.

Emas bergerak lebih tinggi setelah Presiden Fed New York William Dudley mengatakan pada hari Jumat bahwa itu masuk akal untuk menaikkan suku pada kecepatan bertahap tahun ini. Ekspektasi kecepatan yang lebih lambat cenderung meningkatkan emas.

Harga emas diperdagangkan lebih rendah pada hari hari sebelumnya. Dorongan dolar yang membebani logam emas terjadi setelah rilis data ekonomi yang bernada optimis dan pernyataan dari beberapa pejabat Fed.

Emas merosot $ 8,90, atau 0,71%, menjadi $ 1,244.80 per troy ounce.

Harga emas jatuh ke posisi terendah, dan berada di jalur negatif di akhir minggu perdagangan, setelah dolar menukik ke atas level sembilan hari tertinggi karena didukung oleh revisi atas data PDB dan komentar hawkish dari beberapa pejabat Fed.

Departemen Perdagangan sebelumnya melaporkan bahwa AS produk domestik bruto tumbuh lebih cepat dari yang dilaporkan pada kuartal keempat.

Ketidakpastian ekonomi dan politik terjadai di Eropa karena pemilihan presiden Perancis dan proses keluar Inggris dari Uni Eropa, sebagian besar telah mengimbangi dampak negatif penguatan dollar.

Sementara itu, sit-up uang tunai di India karena demonetization baru-baru ini dari pemerintah kemungkinan akan membuat tekanan sementara untuk harga emas dalam beberapa bulan mendatang, menurut laporan dari FocusEconomics Consensus Forecast - Komoditas.