Indeks Nikkei Jepang jatuh mendekati level terendah satu minggu pada hari Selasa karena penguatan yen, menyeret turun harga saham.

Dollar AS merosot di bawah ¥ 113 pada perdagangan pagi. Nikkei turun 1.8 persen menjadi 16,610.06 pada pertengahan pagi, setelah menyentuh level terendah 16,599.73, sejak 2 Maret.

Secara khusus, saham - saham eksportir terpukul, dengan Toyota Motor Corp jatuh 1.6 persen, Honda Motor Co turun 2.0 persen dan Nissan Motor Co jatuh 3 persen.

Saham sektor keuangan juga melemah. Mitsubishi UFJ Financial Group turun 3.2 persen, Mizuho Financial Group turun 1.6 persen dan Nomura Holdings jatuh 2.5 persen

"Sementara ekonomi stagnan, Bank Of Japan memberlakukan kebijakan suku bunga negatif. Ada banyak kekhawatiran di pasar, dan pemerintah perlu untuk datang dengan strategi pertumbuhan dan kebijakan fiskal untuk mengangkat perekonomian," kata Nobuhiko Kuramochi, ahli strategi di Mizuho Securities.

Kuramochi mengatakan bahwa investor akan mengawasi kebijakan bank sentral ke depan.

Indeks Nikkei Jepang jatuh pada perdagangan hari Senin pagi, setelah mengalami penguatan beruntun dalam empat hari karena investor tetap berhati-hati setelah pasar rebound tajam minggu lalu.

Nikkei turun 0.6 persen menjadi 16,920.01 pada pertengahan perdagangan pagi, setelah rebound 5.1 persen pekan lalu.

Analis mengatakan bahwa risk appetite telah kembali sejak harga minyak rebound dan penguatan yen telah berhenti, namun aksi profit taking belum akan merubah keadaan bahwa pasar masih berada dalam tekanan pada hari Senin.

Saham pertambangan, yang sebelumnya melonjak dalam empat hari terakhir,tampak merana. Inpex Corp turun 1.9 persen dan Japan Petroleum Exploration Co jatuh 0.6 persen.

Saham - saham bank Jepang juga melemah, dengan Mitsubishi UFJ Financial Group jatuh 0.5 persen, Mizuho Financial Group merosot 1.7 persen dan Sumitomo Mitsui Financial Group turun 0.2 persen.

Saham eksportir bergerak mixed. Toyota Motor Corp turun 2.1 persen, Honda Motor Co turun 0.5 persen dan Panasonic Corp naik 1.0 persen.

"Hasil data pekerjaan AS adalah netral untuk investor Jepang. Pasar akan terus tetap fokus pada data makro seperti PDB minggu ini," kata Kazuhiro Takahashi, equity strategist di Daiwa Securities.

Yuan Cina diperkirakan akan melemah sekitar 3,5 persen terhadap dolar AS tahun ini, menurut analis dalam jajak pendapat Reuters yang tidak mengharapkan bank sentral untuk tidak terlalu mendevaluasi mata uang dalam beberapa bulan mendatang.

Tekanan pada yuan <CNY => telah surut baru-baru ini pada pandangan bahwa Federal Reserve AS akan menaikkan suku bunga secara bertahap tahun ini, yang telah menahan dolar, dan sebagai dampak Bank Rakyat China (PBOC) terus menekan spekulasi .

Cina membuat pasar global bergejolak dua kali dalam enam bulan setelah secara tiba-tiba mendevaluasi yuan Agustus lalu dan kemudian memungkinkan untuk meluncur tajam pada awal 2016.

Dalam kedua kasus itu memberikan tekanan jual secara tiba-tiba dengan cukup besar. Sementara pejabat telah menegaskan bahwa mereka tidak melihat alasan untuk depresiasi lebih lanjut, sebagian besar ekonom dan pedagang berharap mata uang akan tetap di bawah tekanan karena ekonomi mendingin.

Aussie diperdagangkan melemah tipis pada hari Kamis di Asia meskipun indeks jasa yang dirilis hasilnya cukup bagus dan diatas perkiraan analisa.

AUD/USD terpantau diperdagangkan pada kisaran 0,7287, atau turun 0,11%, sedangkan USD/JPY diperdagangkan pada kisaran 113,56, atau naik 0,09%.

Di Australia, AIG indeks jasa untuk Februari yang dirilis sebesar 51,8, mencapai ekspansi setelah hasil sebesar 48,4 untuk bulan lalu.

Saat ini pelaku pasar juga masih menantikan data perdagangan Australia, Australia melaporkan ekspor dan impor pada bulan-bulan Januari dengan defisit neraca perdagangan terlihat dari A$ 3,1 miliar, turun dari A$ 3.5 miliar bulan sebelumnya.

Saham Asia terlihat berusaha menguji level tertinggi bulan Februari pada perdagangan hari Rabu, karena tanda-tanda pemulihan di sektor manufaktur AS dan kenaikan harga minyak mengurangi kekhawatiran tentang perlambatan global dan mendorong saham AS naik tajam.

Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,6 persen pada awal perdagangan, mendekati dari puncak bulan lalu yang tercapai pada tanggal 23 Februari, atau tertinggi sejak awal Januari.

Di Jepang, indeks Nikkei N225 terpantau dibuka menguat 2.6%.