Harga Emas melemah di sesi Asia pada hari Kamis karena data kunci manufaktur China menunjukkan penurunan pada bulan Mei. Emas turun 0,20% menjadi $ 1,2769.47 per troy ounce.

PMI manufaktur Caixin China untuk bulan Mei berada di 49,6, menandai level terendah 11-bulan dan kondisi kontraksi di bawah tingkat 50,1.

Permintaan tergelincir di bulan Mei karena total pesanan baru turun menjadi 50,3 yang merupakan level terendah dalam 11 bulan dibanding bulan sebelumnya 51,0. Tingkat ekspansi dalam pesanan ekspor baru juga melemah secara signifikan, hanya menunjukkan pertumbuhan marjinal.

Harga emas tetap berada di jalur positif karena investor menumpuk emas safe haven di tengah penurunan produksi AS dan penjualan rumah yang tertunda.

Chicago Purchasing Management Index, yang juga dikenal dengan Barometer Chicago Business, turun menjadi 55,2 di bulan Mei dari level terkuatnya dalam lebih dari dua tahun. Analis memperkirakan data akan berada di 57,0 untuk bulan Mei.

Emas turun dari level tertinggi satu bulan, meskipun terjadi peningkatan permintaan safe haven di tengah kekhawatiran geopolitik yang sedang berlangsung di Eropa. Sementara itu, komentar hawkish mengenai suku bunga AS dari seorang pembuat kebijakan the Fed membuat dollar menguat.

Emas turun $ 5,75 atau 0,45% menjadi $ 1,262.31 per troy ounce.

Harga emas turun pada awal perdagangan Eropa pada hari Selasa, karena kekhawatiran tentang ketidakpastian geopolitik di Eropa sedikit berkurang, menyusul dikeluarkannya jajak pendapat ICM untuk The Guardian, yang menunjukkan Partai Konservatif memegang keunggulan sebesar 45% dibandingkan dengan 33% Partai Buruh, Menjelang pemilihan umum yang dijadwalkan pada 8 Juni.

Di tempat lain di Eropa, bagaimanapun, kegagalan menteri keuangan zona Eropa untuk menyetujui penghitungan utang Yunani dengan Dana Moneter Internasional, serta prospek pemilihan awal di Italia telah meningkatkan permintaan emas safe haven, yang akan membatasi kerugian.

Mantan perdana menteri Italia, Matteo Renzi mengatakan pada hari Minggu bahwa pemilihan presiden berikutnya diadakan bersamaan dengan pemilihan umum di Jerman, 24 September.

Emas menguat di sesi Asia pada hari Selasa ketika perdagangan berhati-hati karena investor menunggu data ekonomi China.

Emas naik 0,14% menjadi $ 1,269.91 per troy ounce. Investor berhati-hati dengan pasar China dan Hong Kong yang masih ditutup dan data PMI China yang akan dirilis pada hari Rabu diperkirakan akan menunjukkan penurunan.

PMI manufaktur China untuk bulan Mei secara resmi dijadwalkan besok pukul 09:00 waktu setempat dengan perkiraan konsensus 51,0 (sebelum 51,2).

Intinya adalah semuanya berkorelasi dengan produksi sehingga kami berharap dapat melihat pola ketika perusahaan industri mendapat keuntungan. Perlambatan pertumbuhan sektor pertambangan, bahan kimia dan bangunan dan percepatan pertumbuhan sektor mesin dan peralatan – akan dilihat ketika data PMI manufaktur dirilis.

Semalam, harga emas sedikit berubah mendekati level tertinggi empat minggu di Amerika pada hari Senin, ketika liburan di AS, Inggris dan China memperlambat aktivitas perdagangan di seluruh dunia.

Volume perdagangan cenderung tetap ringan dengan pasar AS ditutup pada hari Senin untuk Memorial Day sementara Inggris juga ditutup untuk liburan.

Dolar stabil di awal perdagangan Asia pada hari Senin, bertahan di atas posisi terendah 6 1/2 bulan minggu lalu setelah meramu berita tentang uji coba rudal terbaru Pyongyang dengan tenang.

Indeks dolar, yang melacak mata uang AS terhadap sekeranjang enam mata uang utama, dan berada pada kisarab 97,432, dekat dengan level terendah minggu lalu di 96,797, yang merupakan area terlemah sejak 9 November.

Greenback sedikit turun menjadi 111,23 yen namun sebagian besar bertahan meskipun prinsip kehati-hatian biasanya akan memberi mata uang safe haven Jepang sebagai alat perlindungan.

Korea Utara menembakkan rudal balistik jarak pendek pada hari Senin yang mendarat di laut lepas pantai timurnya, kata militer Korea Selatan. Aksi terbaru tersebut merupakan serangkaian uji coba rudal Korea Utara yang menentang tekanan dunia dengan mendapatkan ancaman sanksi lebih banyak.

Pasar AS ditutup pada hari Senin karena liburan Memorial Day. Gejolak politik di Washington juga membuat investor berhati-hati ketika Presiden AS Donald Trump kembali ke Gedung Putih setelah melakukan perjalanan sembilan hari ke Timur Tengah dan Eropa.

Harga minyak naik menjelang pertemuan OPEC pada hari Kamis yang diperkirakan akan memperpanjang pemangkasan produksi yang bertujuan untuk memperketat pasar dengan baik hingga 2018, menambahkan setidaknya sembilan bulan pada penurunan enam bulan pertama di paruh pertama tahun ini.

Brent crude futures (LCOc1) diperdagangkan pada $ 54,40 per barel, naik 44 sen atau 0,82 persen dari penutupan terakhir mereka. Minyak mentah berjangka A.S. West Texas Intermediate (WTI) (CLc1) berada di $ 51,76, naik 40 sen atau 0,78 persen.

Kedua tolok ukur tersebut telah membuat minyak meningkat lebih dari 16 persen dari posisi terendah Mei mereka.

Harga telah meningkat berdasarkan konsensus bahwa Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen lainnya, termasuk Rusia, untuk mengurangi pasokan sebesar 1,8 juta barel per hari (bpd) akan diperpanjang sampai 2018, bukan hanya mencakup Paruh pertama tahun ini.

Potongan produksi, yang diperkenalkan pada bulan Januari, pada awalnya hanya untuk mencakup paruh pertama tahun 2017, namun kekosongan yang sedang berlangsung berarti bahwa OPEC dan sekutu-sekutunya yang bertemu di Wina pada hari Kamis diperkirakan akan memperpanjang pemotongan sembilan atau bahkan berpotensi 12 bulan .

Meski produksi minyak A.S. telah meningkat lebih dari 10 persen sejak pertengahan 2016 sampai lebih dari 9,3 juta bpd karena pengebornya memanfaatkan harga yang lebih tinggi dan kesenjangan pasokan yang ditinggalkan oleh OPEC dan sekutu-sekutunya.

Jika pertemuan di Wina menghasilkan perpanjangan perpanjangan untuk mencakup semua 2018, pengamat mengatakan bahwa pasar yang lebih ketat dapat mendorong harga rata-rata 2018 Brent sampai $ 63 per barel. Brent rata-rata dikisaran $ 53,90 per barel sejauh tahun ini.

Jika pertemuan di Wina gagal untuk menyetujui perpanjangan kontrak, para pedagang memperkirakan harga minyak turun karena hal ini akan menghasilkan kelebihan pasokan yang terus berlanjut.